"The Art Of Talking Too Much"
Marker, spray paint, sticker, mini painting on paper
100x80cm(2panel)
2019
Karya-karya dekoratif pada umumnya kental dengan penggayaan, menghias, dan mengindahkan visualnya saja, dan tidak terlalu bersifat ilustratif yang bertujuan agar penikmatnya paham dengan narasi pada karya tersebut. The Art Of Talking Too Much muncul pada titik kegelisahan untuk mencoba menjadikan karya dekoratif dengan sifat yang ilustratif. Pada awalnya, formula yang digunakan adalah mengkonsep karakter visual sebagai emoticon. formulanya adalah menarasikan cerita dengan gestur atau gaya bentuk karakter dan ekspresi wajah dari setiap karakter. Namun formula ini tidak terlalu berhasil, karena penikmat hanya terfokus pada bentuk dan warna karakter yang dekoratif dan menarik mata. Pada akhirnya muncul formula baru, yaitu dengan menyederhanakan warna dan menambahkan teks-teks yang ingin dinarasikan yang sesuai dengan visual tersebut.
The Art Of Talking Too Much bercerita tentang hal-hal yang dirasa sebagai kegelisahan orang secara umum. seperti kegelisahan tentang harta, kepribadian, keluarga, dan sosial. Berbagai macam narasi kegelisahan tersebut muncul dari hal-hal yang dekat dengan manusia saat ini, yaitu media. Segala bentuk permasalahan rasanya tidak akan selesai jika tidak disebarkan pada khalayak umum. Media sosial menjadi ladang padi yang subur untuk terciptanya karya ini. Teks-teks pada karya ini layaknya tweet pada twitter yang selalu cepat berganti pada setiap detiknya.
Metode berkarya yang dilakukan adalah dengan membaca, mendengar, dan melihat segala bentuk unggahan pada sosial media secara random, yang kemudian dituliskan pada media berkarya yang sudah disiapkan. Segala informasi yang menarik dituliskan pada media karya, dan dikomposisikan dengn teks lainnya dan gambar-gambar karakter. Sehingga unsur dekoratif yang diinginkan tetap kental, namun ilustratif dengan adanya teks-teks bercerita tersebut.
Komentar
Posting Komentar